Monday, February 05, 2007

JAKARTA OH... JAKARTA

Banjir yang terjadi di ibukota Jakarta, sudah seminggu ini terjadi. Sepertinya ibukota kita ini, sudah sangat parah. Headline harian Kompas memuat foto keadaan Jakarta yang mengahabiskan setengah halaman, dengan judul JAKARTA DARURAT. TV-TV nasional seolah berubah semua menjadi TV lokal, semua permasalahan di daerah, sangat minim ditayangkan. Semuanya berita tentang banjir Jakarta. Sepertinya memang sudah sangat parah keadaannya.
Sebagai anak bangsa, kita sudah sepatutnya mengelus dada, dan mendoakan agar banjir segera surut. Bagaimanapun juga orang-orang yang tinggal di Jakarta juga saudara-saudara kita. Semoga ada banyak hikmah yang bermunculan setelah kejadian banjir ini. Mungkin yang paling tampak sekarang adalah jumlah orang-orang yang semula punya impian untuk kerja atau tinggal di Jakarta, jadi berkurang. Hikmah lainnya standar saja, setiap ada musibah yang datang biasanya menumbuhkan keinginan untuk kembali ke jalan yang benar; mengingat Tuhan, dan bertobat. Coba kalau yang satu ini dijalankan oleh semua elemen masyarakat, kita akan melihat hasilnya.
Mungkin orang-orang yang biasa hidup di dunia gelap sperti; narkoba, korupsi, seks, streaptease, warung remang-remang, prostitusi tingkat tinggi, taman lawang (apa kabar teman2?), menjadi sadar bahwa hidup yang serba mewah bisa dengan cepat berubah. Sudah pernah baca kan buku best seller Jakarta Undercover (pha kabar Emka?). Begitu hebatnya kan kehidupan metropolitan Jakarta? Semuanya ada, mau pesta apa saja bisa, asal ada uang pasti jalan.
Tentunya sangat di luar dugaan, Jakarta yang semula ramai dengan kendaraan bisa berubah lengang, jalan-jalan berubah menjadi sungai karena bencana banjir. Kendaraan-kendaraan banyak yang tidak bisa melenggang lagi di jalanan. Rumah-rumah hanya tinggal atap (untuk sejumlah tempat). Sungguh memprihatinkan. Sepertinya, semangat orang-orang yang menggebu-gebu untuk bekerja di Jakarta, sepertinya mulai banyak menyusut. Coba kita lihat saja.
Bagaimanapun juga banjir Jakarta tahun ini merupakan banjir terparah, dari siklus tahunan banjir di ibukota itu. Pemerintah Jakarta harus segera memikirkan langkah ke depan, agar banjir tidak terulang terus-menerus, seolah-olah sudah jadi agenda tahunan.
Kalau tidak dipikirkan dan diantisipasi, bukan tidak mungkin usaha-usaha/industri akan pindah ke kota lain, yang lebih aman dari banjir. Perputaran uang tidak lagi didominasi Jakarta. Bisa jadi ini bagus juga untuk mereka yang tinggal di daerah. Siapa tahu dengan perputaran perekonomian yang pada saatnya nanti tidak lagi terkonsentrasi di Jakarta, dapat lebih mensejahterakan mereka yang ada di daerah atau di luar Jakarta. Kalau sudah begitu, tentunya minat para pencari kerja ke Jakarta juga akan semakin surut, seiring dengan populasi Jakarta yang semakin ramping. Masihkah Anda ingin bekerja di Jakarta?